Skip to main content

PEWARIS KUNCI KA'BAH

 Assalamualaikum..
     Apa kabar ikhwah abu nawas ?....  Alhamdulillah pada artikel kita kali ini kita masih bisa  berjumpa lagi, saling memberi pengetahuan. Pada artikel kita kali ini kita akan sedikit mengingat tentang sejarah dan biografi para sahabat Nabi SAW yang mungkin sudah terkikis sedikit demi sedikit hilang dan lenyab dalam benak pikiran kita. Masih ingat kah kita tentang seorang lelaki sejati yang selalu setia menjaga amanah yang ia dapatkan dari keturunannya yang membuat keluarganya menjadi terhormat dan dimuliakan di kota Makka waktu itu. Ya.. ia diamanahkan untuk menjaga, merawat, membersihkan serta menjadi pemegang kunci Ka'bah. Jabatan ini bukanlah jabatan biasa, ini adalah suatu jabatan yang sangat bergengsi di tanah Hijaz tatkala itu, bahkan smpai sekarang. Ka'bah dulu kala, ketika telah diselesaikan oleh Nabiallah Ibrahim AS dalam proses pembangunan tempat akan yang menjadi kiblatnya ummat muslim pada zaman Nabi Muhammad SAW sampai detik ini dan sampai akhir dari zaman ini ( kiamat ), amanah seorang  Sidanah atau Hijabah ( sebutan orang yang menjaga, merawat serta memegang kunci Ka'bah )ini diserahkan oleh keturunannya yaitu Nabi Ismail AS hingga wafatnya, kunci Ka'bah itu beliau serahkan kepada keturunannya. Itu terus menjadi suatu tradis dalam menjaga, merawat dan memegang kunci mulia itu. Namun belakangan ( ketika itu ), ada proses saling memperebutkan jabtan mulia ini. Yang mana kunci itu jatuh ketangan selain keturunan Nabi Ismail, karna dirampas oleh suku Jurhum, kemudian dirampas oleh suku Khaza'ah.
     Namun pada akhirnya kunci itu bisa diambil kembali dari tangan suku Khaza'ah oleh Qushaiy bin Kilab yang merupakan masih keturuna Nabi Ismail AS.
Semenjak itu tanggung jawab kunci Ka'bah ini bisa dikuasai oleh Qushaiy bin Kilab. Kemudian tanggung jawab ini pindah tangan ke anaknya yang bernama Abduddar dan pada akhirnya sampai ketangan Utsman Bin Thalhah yang hidup sezaman dengan baginda Nabi Muhammad SAW. Utsman bin thalhal selalu istiqomah, rajin dalam membuka pintu Ka'bah setiap hari senin dan kamis.

     Pernah suatu ketika Nabi Muhammad SAW ingin pergi masuk ke Ka'bah bersama para sahabat, namun dicegat oleh Utsman yang ketika itu belem masuk islam. Mendapat perlakuan seperti itu Nabi Muhammad SAW menuturkan sebuah kalimat, "Wahai Utsman suatu saat nanti kunci Ka'bah akn jatuh ketanganku, lalu akan aku berikan kepada siapa yang aku kehendaki" mendengan tuturan dari Nabi, Utsman bin Thalhah membalas "Tentu ketika itu kaum Quraisy akan binasa dan hina"  Baginda Nabi Muhammad menjawab " Tidak! justru kaum Quraisy akan menjadi mulia." Mendapat perkataan itu, hati Utsman bin Thalhal terasa bergetar sehingga mengizinkan Baginda Nabi SAW masuk Ka'bah.

     Pada tahun 6 hijriyah, Baginda Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya berpergian dari madinah ke kota Makka untuk melaksanakan Umrah, namun perjalanan itu gagal karena dicegat oleh kaum kafir Quraisy, singkat cerita lahirlah ketika itu perjanjian Hudaibiyah yang sedikit membuat resah kaum muslimin, yang membuat kesepakatan perjanjian "bahwa tidak ada peperangan selama dua tahu diantara ke 2 belah pihak, saling mengamankan, tidak dikembalikannya orang muslimin yang datang ke kota Makka, dan mengembalikannya kaum kafir Quraisy yang masuk ke kota Madinah". Namun pada saat itu Utsman bin Thalhah berkeinginan masuk islam namun rombongan Nabi Muhammad SAW sudah meninggalkan kota Makka.
     Atas ajakan Khalid bin Walid, Utsman bin Thalhah diajak untuk berbaiat masuk islam. Mereka berduapun bertolak ke Madinah untuk menemui Nabi Muhammad SAW, ditengah - tengah perjalanan mereka bertemu Amar bin 'Ash yang juga ingin masuk islam. Sewaktu mereka sampai di kota Madinah ternyata sudah diketahui oleh Nabi SAW sembari berkata  "Makka telah melepaskan jantung hatinya...!
     Ketika pada tahun yang sama ( 6 hijriyah ) turun wahyu yang dibawa oleh malaikat jibril yang merupaka surat Al Fath, sepontan kaum muslimin bergembira dengan fatthul makka (pembebasan kota makka) ini, karen sekarang mereka bebas keluyuran masuk dan keluar kota Makka. Pada saat itulah Nabi Muhammad SAW  memerintahkan sahabat Bilal untuk mengambil kunci Ka'bah dari tangan Utsman bin Tholhah. Bilal pun bergegas mendatangi kediaman Utsman untuk mengambil kunci Ka'bah atas perintah Rasul, Namun ibunda Utsman bin Thalhah menolak seraya berkat " Wahai anakku ! kita semenjak dulu mendapatkan kehormatan untuk memegang kunci itu, jika engkau berikan kunci ini, maka hilanglah kehormatan keluarga yang selama ini kita miliki. Sahabat Utsman bin Thalhah memaklumi kekhawatiran yang dirasakan oleh ibunya, tapi dia tidak bisa menahan kunci ini.. ia pasti akan dipaksa untuk memberikannya. Ia pun membujuk ibunya agar merelakan, memberi kunci ini. Rayuan sang anak itu pun berhasil, dengan merasa berat ibunya pun mengiyakan pemberian kunci makka itu ke nabi muhammad saw.
     Utsman bin thalhah pun mendatangi  baginda nabi muhammad saw, " tunjukkan kepdaku kunci ka'bah itu ! perintah nabi. utsman bin thalha langsung membuka tangannya yang bermaksud memberikan ke pada nabi, namun belum sampai kunci itu sampai ketangan nabi, ketika saat itu ada sahabat nabi yang bernama Abbas langsung berdiri dan berkata " ya.. nabi  demi bapakku, engkau dan ibuku berikan kunci itu kepadaku agar aku urus masalah pengairan dan kunci ka'bah sekaligus." Mendapat ucapat dari abbas itu sahabat Utsman bin Talhah pun bergegas menutup tangannya karena takut diambil alih oleh Abbas, lalu nabi pun bersabda " berikan kunci itu kepadaku, wahai utsman !. Utsman pun memberikan ke pada beliau seraya berkata " Ini adalah amanah dari allah." Nabi pun membuka pintu ka'bah dan menghancurkan berhala - berhala yang ada didalamnya. setelah beberapa saat didalam ka'bah Nabi pun keluar dan berkata "Ingatla sesungguhnya harta, darah dan perbuatan sewenang - wenangnya di zaman jahiliyah adalah tanggung jawabku untuk mengurusinya, kecuali masalah memberi minuman jama'ah haji (siqoyatul hajj) dan menjaga ka'bah. sesungguhnya aku menetabkan keduanya untuk dikembalikan kepada orang yang berhak sebagaimana berlaku di zaman jahiliyah." ucapan nabi ini di ikuti dengan turunnya ayat An-Nisa 4:58. Baginda Nabi pun memanggil Utsman dan bengembalikan kunci Ka'ba ke utsman bin thalhah sembari berkata " ambillah ini ! wahai bani thalhah tidaklah seseorang mengambilnya seorang pun kecuali orang yang zhalim."
     Semenjak itu lah Utsman menjadi pewaris kunci pintu Ka'ba dan diteruskan oleh kerabatnya Syaibah bin Utsman bin Abi Thalhah, dan samapai sekarang kunci itu dipegang oleh keturunan Syaibah yang dibuka setahun sekali untuk dibersihkan. Demikianlah sosok Utsman bin thalhah yang dulu sebelum masuk islam memang memiliki sifat yang sejati dan selalu memegang amanat. Ada suatu cerita ketika beliau berjalan beliau memandang dari jauh seorang wanita dan anaknya yang menunggangi onta, wanita itu semakin dekat dan semakain dekat, barulah ia menyadari bahwa wanita itu adalah Ummu salamah, lantas iya pun bertanya " Hendak kemankah anda wahai Ummu Salamah ? wanita itu pun menjawab " Aku hendak ke kota Madinah untu menemui suamiku yag sudah setahu berpisah dikarenaka aku dan anakku ditahan oleh kerabatku. Mendengar ucapan Ummu Salamah itu Utsman bin Thalha berkata " Demi allah engkau tidak pantas sendirian begitu saja." Ia pun mengambil alih kemudi onta itu ia antarkan wanita dan anaknya ini ke kota Madinah bertemu suamainya. Selama perjalana, ketika istirahat ia menundukkan ontanya agar memudahkan Ummu Salamah turun dan beristirahat di bawah pohon, kemudian Utsman bin Thalhah mengikat ontanya, ia pun beristirahat juga di bawah pohon yang lain, itu selalu dilakukannya hingga samapailah di pinggiran kota Madinah. Ia pun melepaskan kemudi onta itu dan menunjukkan tempat tinggal suaminya itu, " Masukal ke dalamnya dengan berkah allah." Kejadian ini terjadi ketika Utsman bin Thalhah belum masuk islam. subhanallah..!!! Inilah kisah sang pewaris kunci Ka'bah yang mungkin sudah lupa dalam ingatan kita, oke.. sampai disini dulu sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

HABIB ABDUL QODIR AL-HADDAD

Assalamualaikum... Mungkin masih teringat dibenak kita pata tanggal 10-12-2012 salah satu wali min auliya illah dari condet, jakarta yang bernama AL HABIB ABDUL QODIR AL-HADDAD atau dikenal dengan Habib ading telah meninggal dunia, innalillahi wa inna lillahirojiun. Habib Abdul Qodir Al Haddad adalah seorang dai sekaligus pemimpin yayasan al hawi condet, jakarta yang dipercayai oleh abah beliau Habib Muhammad bin Ahmad Al Haddad yang terkenal ahli fiqih pada tahun 1990-an. Beliau meninggalkan seorang istri, 3 (tiga) orang anak laki-laki dan 2 (dua) orang anak perempuan, seorang ulama' kharismatik ini dikenal ahli sedekah, itu terbukti karna semasa hidupnya beliau, selalu tidak pernah absen dalam memberikan jamuan kepada masyarakat yang hadir di masjid Al-Hawi selepas sholat jum'at, subhanallah. Beliau mempunyai sifat yang berbudi luhur,  beliau sangat menghormati tamu yang  datang entah itu kaya atau miskin, baik dari kalangan pejabat maupun orang biasa, beliau sangat mengh...

HURUF HURUF YANG MASUK PADA FI'IL MUDHOREK

Assalamualaikum...    Alhamdulillah, bertemulagi ni, apa kabar sahabat-sahabat abu nawas ?    masih sehat wal 'afiahkan..! kali ini abu nawas akan sedikit melanjutkan pembahasan Tentang kalimat huruf . Namun yang jadi fokus kita kali ini, ialah kalimat huruf yang hanya bisa masuk pada fi'il saja, yang mana fi'il ini ada macam-macam fi'il nya, yang udah kita kita kaji bersma-sama. oke langsung saja kita mulai !!

BINA'-BINA'

بسم الله الرحمن الرحيم  Assalamu’alaikum…. Jumpa lagi nih…. Kali ini kita akan membahas ilmu shorof, tentang masa lah bina’ yang sangat penting sekali difahami, apa lagi para pencari ilmu agama, khususnya ilmu alat yang sangat berguna sekali dalam kita memahami al-quran, hadist beserta kitab-kitab ulama’ yang bertebaran di segala penjuru dunia mulai dari kitabnya para tabi’in, tabi’in-tabi’n, atau dikenal dengan ulama’ salaf, sampai ke zaman sekarang ini. Kitab-kitab itu semuanya berbahasa arab, bukanlah mudah dibaca apa lagi difahami isi dan maksudnya, namun kesulitan itu hanyalah berlaku bagi thalibul ilmi yang bermalas-malasan atau tidak bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Mungkin kita sering mendengar kalimat من جد وجد   barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya (apa yang ia usahakan). Maka dari kalimat diatas bisa diambil kesimpulan tidak ada kesulitan bagi orang yang mau berusaha sekuat tenaga, mudah-mudahan allah menambahkan himmah at...